Powered By Blogger

Rabu, 01 Mei 2013

Ikhtiar Lahir vs Ikhtiar Batin


Bukan hidup namanya bila tidak ada masalah. Kalimat tersebut cukup menghibur sesaat dikala kita dirundung masalah. Tetapi itulah kenyataan hidup. Hidup adalah perjuangan tiada henti hingga akhir hayat nanti. Di dalam perjuangan perlu pengorbanan. Dan di dalam pengorbanan yang harus dilakukan adalah ikhtiar. Di dalam ikhtiar ada dua, yaitu ikhtiar lahir dan ikhtiar batin.
Sekarang pertanyaannya lebih memilih mana ikhtiar lahir dengan ikhtiar batin ? Pertanyaan tersebut hampir sama dengan sebuah pertanyaan yaitu memilih mana kerja keras atau kerja cerdas ? Untuk saya dari kedua pertanyaan tersebut akan saya jawab bahwa saya akan memilih keduanya. Baik ikhtiar lahir disertai ikhtiar batin dan kerja keras disertai kerja cerdas. Atau sebaliknya ikhtiar batin disertai ikhtiar lahir dan kerja cerdas disertai kerja keras.
Di dalam berikhtiar dan bekerja itu harus menggunakan semua sumberdaya yang ada secara maksimal untuk mencapai atau meraih yang diinginkan. Tidak bisa hanya salah satunya. Kalau pun bisa pasti ada ketimpangan dari hasil yang dicapai atau diraih.
Sebagai misal ada orang kaya dari hasil ikhtiar lahir saja, tetapi hidupnya tidak tenang karena merasa kurang dengan jumlah kekayaan yang dimilikinya sehingga muncul sifat serakah untuk menambah kekayaannya. Bukannya tambah kaya justru sebaliknya menjadi bangkrut dalam bisnis dan usaha, masuk penjara karena korupsi atau bisa jadi masuk rumah sakit karena penyakit yang diderita akibat stress dan depresi.
Demikian juga halnya apabila seseorang hanya dengan kerja keras. Hasil dari kerja kerasnya tidak bisa dinikmati karena tidak bisa me-manage hasil tersebut. Karena seharusnya hasil yang didapat bisa dikembangkan atau digunakan dalam bentuk lain yang bisa menghasilkan tetapi justru habis tanpa sisa.
Tetapi saat ini ikhtiar lahir dan kerja keras selalu di-nomor satu-kan sebagai tolak ukur untuk menentukan, meraih, mencapai dan mendapatkan suatu hasil. Ini merupakan salah satu bentuk kesalahan di dalam menjalani hidup. Jadi jangan heran kalau saat ini banyak orang stress dan depresi karena hasil dari ikhtiar lahir dan kerja keras itu tadi.
Jadi jangan mengecilkan arti dan peran ikhtiar batin dan kerja cerdas. Karena ikhtiar batin dan kerja cerdas bisa dijadikan sebagai fungsi kontrol atau filter (penyaring) untuk tindakan dan perbuatan yang akan menimbulkan kerugian atau penyesalan di kemudian hari.
Oleh karena itu dalam hidup itu harus seimbang, ikhtiar lahir disertai dengan ikhtiar batin dan kerja keras disertai dengan kerja cerdas. Dimana kedua hal tersebut melekat seperti halnya dua sisi mata uang.
Setiap orang adalah manager untuk dirinya sendiri dan hidupnya. Oleh karena itu Allah memberikan Akal Budi pada manusia dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Dengan akal budi tersebut manusia bisa mengatur, menata dirinya dan kehidupannya bahkan lingkungan sekitarnya.
Dan tentunya semua yang saya sampaikan diatas terlepas dari takdir hidup dan nasib hidup. Karena takdir hidup dan nasib hidup sudah masuk di dalam ranah ikhtiar batin yang harus disertai dengan riyadhoh untuk meningkatkan kecerdasan spiritual guna merubah nasib hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar