Bukan
hidup namanya bila tidak ada masalah. Kalimat tersebut cukup menghibur sesaat
dikala kita dirundung masalah. Tetapi itulah kenyataan hidup. Hidup adalah perjuangan tiada henti
hingga akhir hayat nanti. Di dalam perjuangan perlu pengorbanan. Dan di dalam
pengorbanan yang harus dilakukan adalah ikhtiar. Di dalam ikhtiar ada dua,
yaitu ikhtiar lahir dan ikhtiar batin.
Sekarang
pertanyaannya lebih memilih mana ikhtiar lahir dengan ikhtiar batin ?
Pertanyaan tersebut hampir sama dengan sebuah pertanyaan yaitu memilih mana
kerja keras atau kerja cerdas ? Untuk saya dari kedua pertanyaan tersebut akan
saya jawab
bahwa saya akan memilih keduanya. Baik ikhtiar lahir disertai ikhtiar batin dan
kerja keras disertai kerja cerdas. Atau sebaliknya ikhtiar batin disertai
ikhtiar lahir dan kerja cerdas disertai kerja keras.
Di
dalam berikhtiar dan bekerja itu harus menggunakan semua sumberdaya yang ada
secara maksimal untuk mencapai atau meraih yang diinginkan. Tidak bisa hanya
salah satunya. Kalau pun bisa pasti ada ketimpangan dari hasil yang dicapai
atau diraih.
Sebagai
misal ada orang kaya dari hasil ikhtiar lahir saja, tetapi hidupnya tidak
tenang karena merasa kurang dengan jumlah kekayaan yang dimilikinya sehingga
muncul sifat serakah untuk menambah kekayaannya. Bukannya tambah kaya justru
sebaliknya menjadi bangkrut dalam bisnis dan usaha, masuk penjara karena
korupsi atau bisa jadi masuk rumah sakit karena penyakit yang diderita akibat
stress dan depresi.
Demikian
juga halnya apabila seseorang hanya dengan kerja keras. Hasil dari kerja
kerasnya tidak bisa dinikmati karena tidak bisa me-manage hasil tersebut.
Karena seharusnya hasil yang didapat bisa dikembangkan atau digunakan dalam
bentuk lain yang bisa menghasilkan tetapi justru habis tanpa sisa.
Tetapi
saat ini ikhtiar lahir dan kerja keras selalu di-nomor satu-kan sebagai tolak
ukur untuk menentukan, meraih, mencapai dan mendapatkan suatu hasil. Ini
merupakan salah satu bentuk kesalahan di dalam menjalani hidup. Jadi jangan
heran kalau saat ini banyak orang stress dan depresi karena hasil dari ikhtiar
lahir dan kerja keras itu tadi.
Jadi
jangan mengecilkan arti dan peran ikhtiar batin dan kerja cerdas. Karena
ikhtiar batin dan kerja cerdas bisa dijadikan sebagai fungsi kontrol atau
filter (penyaring) untuk tindakan dan perbuatan yang akan menimbulkan kerugian
atau penyesalan di kemudian hari.
Oleh
karena itu dalam hidup itu harus seimbang, ikhtiar lahir disertai dengan
ikhtiar batin dan kerja keras disertai dengan kerja cerdas. Dimana kedua hal
tersebut melekat seperti halnya dua sisi mata uang.
Setiap
orang adalah manager untuk dirinya sendiri dan hidupnya. Oleh karena itu Allah
memberikan Akal Budi pada manusia dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Dengan
akal budi tersebut manusia bisa mengatur, menata dirinya dan kehidupannya
bahkan lingkungan sekitarnya.
Dan
tentunya semua yang saya sampaikan diatas terlepas dari takdir hidup dan nasib
hidup. Karena takdir hidup dan nasib hidup sudah masuk di dalam ranah ikhtiar
batin yang harus disertai dengan riyadhoh untuk meningkatkan kecerdasan spiritual
guna merubah nasib hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar